Panas tan disingguh panas
atis tan dyaku atis
hala dyala rahayu
lara mo dirarasakeun
sarwa diala ngeunah
Panas tidak disebut panas
dingin tidak diaku dingin
buruk diambil baiknya
sakit tak akan dirasakan
semua diambil baiknya.
(Séwaka Darma)
Sumber:
Saleh Danasasmita, Ayatrohaedi, Tien Wartini dan Undang Ahmad Darsa. 1987. Séwaka Darma, Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat Galunggung: Transkripsi dan Terjemahan. Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda (Sundanologi), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.